Tampilkan postingan dengan label Rumah Sakit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rumah Sakit. Tampilkan semua postingan

Manajemen RSD Mardi Waluyo Diminta Prioritaskan Peremajaan Alat Kesehatan

Sebelum dipurnakan dan nantinya disetujui bersama antara pemkot Blitar bersama jajaran samping dengan DPRD kota Blitar yang bila sesuai jadwal dilaksanakan pada minggu depan 19 november 2013. Dari beberapa pemberian anggaran ke SKPD dan lembaga pemerintahan yang ada di kota Blitar pada R-APBD 2014.

Banggar meminta khusus untuk RSD Mardi Waluyo kota Blitar memperhatikan peremajaan alat yang ada karena dari pengalaman pribadi anggota dewan dan pengalaman masyasrakat yang melapor ke DPRD kota Blitar atas ketidaknyaamanan dengan penggunaaan alat yang masih belum terkini dan masih menggunakan alat yang lama.

Sehingga keluhan yang diaporkan sama yakni proses pengobatan yang dialami terlalu lama atas hal itu banggar meminta pada manajemen RSD mardi waluyo untuk melakukan peremajaan alat yang sekiranya dibutuhkan saat masyarakat pergi berobat ke rumah sakit milik pemkot dan diharapkan dengan pemberian anggaran lebih ini.

Manajemen rumah sakit dapat memprioritaskan pembelian peremajaan alat terlebih dahulu. Pernyataan ini disampaikan Nuhan Eko Wahyudi Anggota Banggar DPRD kota Blitar pada tim liputan.

Data yang diperoleh tim liputan nantinya RSD Mardi Waluyo akan mendapatkan anggaran untuk peremajaan alat sebesar 750 juta pada R-APBD 2014. (nda)

Sumber: http://www.mayangkararadio.com/lang-lang-kota/sosial-politik/item/2378-banggar-minta-manajemen-rsd-mardi-waluyo-prioritaskan-peremajaan-alat-kesehatan

BPJS Kesehatan Berjalan, Tenaga Medis Puskesmas Kota Blitar Dioptimalkan

Pada tahap awal pelaksanaan BPJS Kesehatan tahun ini, pemerintah akan memaksimalkan terlebih dulu keberadaan sarana, prasarana 3 puskesmas yang tersebar di 3 kecamatan se-Kota Blitar sebagai fasilitas publik di bawah kendali pemerintah. Apalagi puskesmas merupakan layanan kesehatan primer yang bisa menjadi pusat rujukan masyarakat.

Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Suprayogi, (Dinkes) Kota Blitar belum lama ini menjelaskan, di antara sarana yang harus dimaksimalkan termasuk ketersediaan tenaga medis yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan pasien, meliputi tenaga dokter, perawat dan bidan.

“Dipastikan dengan pemberlakuan BPJS Kesehatan, semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan layanan kesehatan gratis di puskesmas. Sementara secara bertahap segala kekurangan baik tenaga medis dan sarana kesehatan akan dievaluasi selama program ini berjalan,” katanya.

Untuk masyarakat miskin Kota Blitar yang belum terakomodasi ke dalam dua program, menurutnya, baik Jamkesda dan Jamkesmas yang saat ini terintegrasi dalam BPJS Kesehatan, Pemkot Blitar tetap akan memfasilitasi Gakin bersangkutan melalui penerbitan Surat Pernyataan Miskin (SPM) yang berlaku secara terbatas. (MC Kota Blitar/Kus)

Sumber: http://infopublik.org/read/65256/bpjs-kesehatan-berjalan-tenaga-medis-puskesmas-kota-blitar-dioptimalkan-.html

Setahun, Sebanyak 638 Warga Blitar Terserang DBD

Sebanyak 638 warga Kabupaten Blitar terserang penyakit demam berdarah dalam sepanjang tahun 2013. Dari jumlah tersebut, tujuh nyawa di antaranya melayang.

"Jika dibandingkan tahun sebelumnya, angka kasus di tahun 2013 mengalami peningkatan," ujar Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Hari Purwanto kepada wartawan, kemarin.

Berdasarkan rincian grafik kasus, tren kenaikan angka terjadi pada bulan Januari dan Februari.

Musim penghujan yang diselingi terik matahari menjadi faktor utama perkembang biakan jentik nyamuk.

Kondisi tersebut diperparah dengan pola hidup masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan hidup.

Menurut Hari dari 638 kasus yang ada, 440 di antaranya termasuk kelompok demam berdarah dengeue (DBD). "Selebihnya 198 kasus, demam berdarah biasa, "terangnya.

Tren kenaikan kasus pada bulan Januari sebanyak 160 kasus. Angka meningkat 168 kasus pada bulan Februari.

Fluktuasi yang cenderung menurun terjadi paska Februari hingga Desember.

"Misalnya bulan maret terdapat 92 kasus. Kemudian memasuki bulan Oktober menurun tinggal lima kasus, bulan Nopember 14 kasus dan bulan Desember hanya delapan kasus,” jelasnya.

Selain tak putus menggencarkan sosialisasi hidup bersih dan sehat, dinas juga menggandeng personel Pramuka sebagai petugas pemantau jentik.

"Namun yang utama tetap menjaga pola hidup sehat," pungkas Hari.

Hal senada disampaikan Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar Ahmad Tamim, bahwa sosialisasi hendaknya diikuti dengan kerja bakti rutin.

"Pencegahan sejak dini tidak hanya membangun kesadaran wacana sehat. Tapi juga harus diikuti langsung penjagaan kebersihan secara rutin, "ujarnya.

Sumber: Sindonews.com 2 Januari 2014

Petugas KPA Kota Blitar Minim Dinkes Bingung Deteksi Gejala HIV-AIDS

Mayangkararadio.com (10 January 2014): Ditemukannya warga kota Blitar yang masuk dalam kategori gejala reaktif penyakit Hiv-aids diawal tahun 2014 menjadi catatan penting dinkes untuk menangani masalah penyakit menular ini. Dinkes kebingungan deteksi gejala penyakit Hiv-Aids, karena terkendala petugas KPA kota Blitar yang minim.

Dikonfirmasi reporter kadin dinkes kota Blitar Ngesti Utomo mengatakan saat ini penyakit Hiv-aids memang sudah ditemukan diawal tahun 2014 namun dinkes sudah berupaya maksimal dengan mengupayakan segeranya dibentuk petugas KPA terlebih dahulu dibandingkan membuat kesekretariatan agar pendeteksian penyakit Hiv-aids dikota Blitar lebih bisa dioptimalkan.

Sementara hal yang sama juga disampaikan Kabid P2PL Dinkes Kota Blitar Harni Setyorini mengatakan saat ini KPA kota Blitar masih berkonsentrasi dengan pembentukan kesekretariatan dan untuk petugas yang nantinya bekerja menunggu intruksi terbaru dari walikota melalui BKD kota Blitar karena masih terbentur anggaran dana pembayaran gaji dan status pekerjaan apakah masuk kategori honorer atau kontrak. Dari pantauan reporter kesekretariatan KPA kota Blitar nantinya tepat berada dilingkungan dinkes kota Blitar. (nda)

Sumber: http://www.mayangkararadio.com/lang-lang-kota/sosial-politik/item/2601-dinkes-kebingungan-deteksi-gejala-penyakit-hiv-aids-karena-terkendala-petugas-kpa-kota-blitar-yang-minim

Lagi 1 Pengidap HIV-Aids Kota Blitar Meninggal

Mayangkararadio.com (13 November 2013): Setelah akhir bulan oktober lalu ada 1 lagi warga kota Blitar yang terindikasi mengidap penyakit berbahaya Hiv-aids dan saat ini sudah mendapat penanganan dari pihak kesehatanan. Sehingga awal bulan november ini ada 1 lagi warga Sananwetan Kota Blitar perempuan berusia 55 tahun yang ditemukan meninggal dengan diagnose sudah memasuki stadium akhir, serta mepunyai penyakit penyerta diare kronis.

Hal ini seperti disampaikan Didik Joko Waskito kasi P2 (Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit) Dinkes dan pengurus KPA kota Blitar saat ditemui tim liputan. Menurut Didik diperkirakan meninggalnya warga yang mengidap Hiv-aids itu meninggal di rumah sakit Ngudi Waluyo Wlingi kabupaten Blitar.

Sementara menanggapi hal ini anggota Komisi 1 DPRD kota Bitar Laily Kurniawati mengatakan seharusnya system jemput bola yang dicanangkan KPA dan dinkes kota Blitar sebegai leading sector benar-benar dilakukan dan bukan karena belum adanya SDM maupun kesekretariatan menjadi alasan mereka. Diberitakan sebelumnya sejak september disetiap bulan di Kota Bitar selalu ditemukan pengidap Hiv-aids batu dengan indikasi penyakit penyerta sudah masuk kategori kronis. (nda)

Sumber: http://www.mayangkararadio.com/lang-lang-kota/lintasan-informasi/item/2382-lagi-1-pengidap-hiv-aids-kota-blitar-ditemukan-meninggal